Hari Raya Nyepi adalah Hari Raya umat Hindu, yang jatuh pada tanggal
satu, sasih kedasa (sepuluh), sehari setelah Tilem Kesanga
(sembilan)menurut kalender Bali. Nyepi dirayakan sebagai pergantian
tahun baru Caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.
Kata Nyepi berasal dari kata Sepi / Sunyi. Dan tahun baru Caka
dimulai dengan menyepi, tidak ada aktifitas seperti biasanya, semua
kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum pun ditutup, kecuali Rumah
Sakit.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ), untuk menyucikan Bhuana Alit (alam
manusia/ microcosmos), dan Bhuana Agung (alam semesta/macrocosmos).
Rangkaian Nyepi:
Melasti
Melasti sering juga disebut Melis/ Mekiis, Melasti dilaksanakan pada
pangelong 13 sasih kesanga, pada upacara melasti ini dilaksanakan
pensucian atau pembersihan segala sarana dan prasarana persembahyangan.
Sarana-sarana tersebut selanjutnya diusung ke tempat pembersihan seperti
laut atau sumber mata air lain yang dianggap suci, sesuai dengan tempat
pelaksanaan upacara. Tujuan dari upacara Melasti adalah untuk memohon
tirta amertha sebagai air pembersih dari Hyang Widhi (Tuhan).
Tawur Kesanga
Tawur kesanga dilakukan sehari sebelum Nyepi, yaitu pada tilem kesanga.
Pada upacara ini dilakukan persembahan kepada para Butha yaitu berupa
caru (semacam sesajian), tujuannya supaya para butha tidak menurunkan
sifat-sifatnya pada pelaksanaan hari raya Nyepi. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur jahat dari diri manusia. Upacara tawur
kesanga sering juga disebut upacara pecaruan, dan tergolong upacara
Butha Yadnya. Upacara pecaruan diikuti dengan pengerupukan yaitu
menyebar-nyebar nasi tawur, mengobor-obori rumah dan seluruh pekarangan,
serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan), hingga
bersuara gaduh/ramai. Tahap ini bertujuan untuk mengusir Butha kala dari
lingkungan rumah dan pekarangan, dan sekitarnya. Di Bali, pengerupukan
dimeriahkan dengan pawai Ogoh-Ogoh, yang merupakan perwujudan dari Butha
Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya
sama, yaitu mengusir Butha Kala dari lingkungan sekitar.
foto : google.com
Nyepi
Hari Raya Nyepi dirayakan dengan melakukan Catur Bratha Penyepian, yang
terdiri dari empat macam pantangan, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan
api), Amati Karya (tida bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan
Amati Lelanguan (tidak melakukan kegiatan hiburan). Semua pantangan ini
dilakukan untuk mengekang hawa nafsu dan segala keinginan jahat sehingga
tercapai suatu ketenangan atau kedamaian batin. Dengan ini, pikiran
manusia bisa terintrospeksi atas segala perbuatannya dimasa lalu, dan
pada saat yang sama memupuk perbuatan baik untuk tahun berikutnya. Semua
ini dilakukan selama satu hari penuh pada hari raya Nyepi. Bagi yang
mampu melakukan, biasanya melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadi.
Ngembak Geni
Sehari setelah hari raya Nyepi, semua aktifitas berjalan seperti biasa.
hari ini dimulai dengan persembahyangan dan pemanjatan doa kepada Hyang
Widhi untuk kebaikan pada tahun yang baru. Pada hari ngembak geni
hendaknya umat saling bersilaturahmi dan saling memaafkan satu sama
lain.
Hakekat hari raya Nyepi adalah hari pengekangan hawa nafsu dan
introspeksi diri atas segala perbuatan yang dilakukan pada masa lalu.
Pelaksanaan hari raya Nyepi ini harus didasari dengan niat yang kuat,
tulus dan ikhlas tanpa ada ambisi tertentu. Pengekangan hawa nafsu untuk
mencapai kebebasan batin memang suatu ikatan tetapi ikatan itu
dilakukan dengan penuh keikhlasan.
Home »Unlabelled » Hari Raya Nyepi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar